Desain pembelajaran ini diadaptasi dari model pengembangan Kemp dengan modifikasi :
A. Identifikasi Masalah Pembelajaran
Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik , berupa paduan pengetahuan. Pelajaran Ekonomi adalah pelajaran yang membelajarkan peserta didik untuk menentukan pilihan sesuai prioritas. Pembelajaran Ekonomi kelas X SMA/MA dalam kurikulum 2013 mempunyai kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik, yaitu :
- Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
- Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
- Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
- Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
|
|
|
Berdasarkan tujuan kurikulum 2013 secara umum dan kompetensi inti secara khusus dalam pembelajan ekonomi kelas X SMA/MA, maka dalam kegiatan pembelajaran tentang fungsi dan jenis uang akan digunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono, 2009) Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin guru atau diarahkan oleh guru.Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Terdapat empat karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu :
1.Ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tak bisa menyelesaikan tugas, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
2. Tanggungjawab Perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
3.Partisipasi bersama-sama
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi.
4. Interaksi Simultan
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. ( Sanjaya, 2012)
Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang social, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
Model Pembelajaran kooperatif didukung oleh teori pembelajaran konstruktivisme. Konstruktivis percaya bahwa “pembelajar mengkostruksi realitasnya sendiri atau paling tidak menafsirkannya berdasarkan pada persepsi-persepsi pengalaman mereka, sehingga pengetahuan individu menjadi sebuah fungsi dari pengalaman, struktur mental, dan keyakinan-keyakinan seseorang sebelumnya yang digunakan untuk menafsirkan objek dan peristiwa.” “ Apa yang seseorang tahu didasarkan pada persepsi dari pengalaman fisik dan sosial yang dipahami oleh pikiran.” (Jonasson dalam Smith, 2009)
Teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik. (Suprijono,2009)
Premis dasar belajar menurut teori konstruktivisme adalah individu harus secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya (Bruner dalam Smith,1990) dan informasi yang ada diperoleh dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari lingkungan di luar dirinya. Pemahaman manusia akan semakin mendalam dan kuat jika teruji dengan pengalaman-pengalaman baru (Nurhadi, 2004 dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2008)
Berdasarkan uraian diatas, dapat di tarik benang merah bahwa dalam teori konstruktivisme seseorang akan belajar melalui persepsi dan pengalaman fisik, pengetahuan dan keterampilan dibangun dan dikonstruksi melalui interaksi dengan lingkungan. Sehingga apabila teori ini diaplikasikan pada proses pembelajaran, siswa harus aktif membangun pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi dengan teman sekelasnya. Siswa bersama-sama belajar dan saling memberi masukan.
Slavin menyatakan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri, disamping mengajarkan siswa untuk menyadari dan sadar akan strategi belajar mereka sendiri (Baharuddin dan Wahyuni, 2008)
Asumsi-Asumsi Dalam Konstruktivisme
- Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman
- Pembelajaran adalah sebuah interprestasi personal terhadap dunia
- Pembelajaran adalah sebuah proses aktif yang didalamnya makna dikembangkan atas dasar pengalaman.
- Pertumbuhan konseptual datang dari negosiasi makna, pembagian perspektif ganda, dan perubahan bagi representasi internal kita melalui pembelajaran kolaboratif
- Pembelajaran harus disituasikan dalam seting yang realistis; pengujian harus diintegrasikan deangn tugas dan bukan sebuah aktivitas yang terpisah (Merril dalam Smorgansbord,1997 yang dikutip Smith, 2009)
|
Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun dalam siklus, namun menurut Ibrahim (2003) Karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu di mulai dari tujuan.
B. Tujuan
1. Analisis Struktur Isi
Analisis struktur isi adalah analisis termasuk isi kurikulum. Sebagai contoh disini dipaparkan hasil analisis isi kurikulum 2013 SMA/MA Mata Pelajaran Ekonomi :
Kompetensi Dasar :
1.1 Mensyukuri sumberdaya sebagai karunia Tuhan YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan
1.2 Mengamalkan ajaran agama dalam memanfaatkan produk bank dan lembaga keuangan bukan bank serta dalam pengelolaan koperasi
2.1 Bersikap jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli, kreatif,mandiri, kritis dan analitis dalam mengatasi permasalahan ekonomi
3.5 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjakeras, sederhana, mandiri, adil, berani, peduli dalam melakukan kegiatan ekonomi
3.4 Mendeskripsikan sistem pembayaran dan alat pembayaran
4.6 Menyimulasikan sistem pembayaran dan alat pembayaran
Materi :
Fungsi dan Jenis Uang
2. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk peta konsep. Dari analisis konsep yang dilakukan didapatkan suatu peta konsep. Berikut adalah Peta konsep Materi Pelajaran.
3. Analisis Prosedural
Menurut kemp 1994 dalam Trianto, 2009 analisis prosedural digunakan untuk menganalisis tugas dengan jalan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaiannya. Sesuai dengan bahan kajian yang dipilih. Analisis Prosedural dalam pembelajaran tentang fungsi, jenis dan syarat uang adalah sebagai berikut .
1. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Penyususnan Tujuan pembelajaran (TP) atau Indikator Pencapaian Hasil Belajar (IPHB) didasarkan pada Kompetensi Dasar (KD) dan indikator yang tercantum dalam kurikulum tentang suatu materi. Kompetensi Dasar pada materi tentang uang adalah :
1.3 Mensyukuri sumberdaya sebagai karunia Tuhan YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan
1.4 Mengamalkan ajaran agama dalam memanfaatkan produk bank dan lembaga keuangan bukan bank serta dalam pengelolaan koperasi
2.2 Bersikap jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli, kreatif,mandiri, kritis dan analitis dalam mengatasi permasalahan ekonomi
3.6 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjakeras, sederhana, mandiri, adil, berani, peduli dalam melakukan kegiatan ekonomi
3.7 Mendeskripsikan sistem pembayaran dan alat pembayaran
3.8 Menyimulasikan sistem pembayaran dan alat pembayaran
Sedangkan indikator dari materi fungsi, jenis dan syarat uang adalah
- Menjelaskan fungsi uang
- Menjelaskan Jenis-jenis uang
Namun, karena keterbatasan waktu pembelajaran yang berkisar 20 menit, maka indikator yang akan diusahakan tercapai adalah fungsi dan jenis uang.
Tujuan Pembelajaran
No |
Konsep |
Tujuan Pembelajaran
|
Produk |
Proses |
1 |
Uang |
- Siswa dapat menjelaskan fungsi uang
- Siswa dapat menjelaskan jenis uang
- Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat uang
|
- Siswa dapat mengamati uang.
- Siswa bertanya dan berdiskusi untuk mendapatkan fungsi, jenis dan syarat uang
- Siswa mengeksplorasi dengan mengumpulkan data/informasi tentang fungsi, jenis dan syarat uang.
- Siswa mengasosiasi dengan menganalisis dan menyimpulkan informasi/data
- Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok tentang fungsi, jenis dan syarat uang
|
C. Analisis Siswa
Siswa adalah siswa SMA yang berusia rata-rata 15-16 tahun. Menurut teori perkembangan Piaget siswa pada kelompok usia ini sudah mampu berpikir abstrak. Para siswa sudah mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks daripada anak yang berada dalam tahap operasional konkret (Slavin dalam Trianto, 2009) Dalam hal kemampuan, siswa mempunyai gap yang tidak terlalu, serta siswa berasal dari berbagai lingkungan tempat tinggal dan memiliki sikap dan karakteristik berbeda-beda. Berdasarkan tingkat kemampuan dan karakteristik siswa maka disusun kelompok secara acak. Apabila ada dua siswa ekstra dapat juga mengelompokkan siswa menjadi kelompok yang berjumlah tiga siswa dengan mengambil satu siswa dari kelompok lain. Sehingga di dapat dua kelompok yang jumlah masing-masing anggotanya adalah tiga orang.
D. Materi
– Uang logam
adalah uang yang terbuat dari logam dengan bentuk dan berat tertentu dengan kadar yang tetap dan dapat dibuat dari emas, perak atau bahan logam lainnya, dengan ciri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan
– Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah.
- Uang Giral
Uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran
– Cek
– Giro
– Kartu Debit/Kredit
– Dll.
E. Tujuan Pembelajara
- Siswa dapat menjelaskan fungsi uang
- Siswa dapat menjelaskan jenis uang
F. Strategi Pembelajaran
Pemilihan pendekatan pembelajaran bertujuan untuk memilih dan merencanakan kegiatan belajar berdasarkan bahan kajian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah dibuat agar dicapai hasil belajar yang maksimal. Pendekatan berorientasi pada pembelajaran saintifik.
Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Saintifik
No
|
Tujuan Pembelajaran |
Prinsip-prinsip Pembelajaran Saintifik |
1 |
- Siswa dapat menjelaskan fungsi-fungsi uang
- Siswa dapat menjelaskan jenis uang
|
Mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan |
1) Pemilihan Model Pembelajaran
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan materi fungsi dan jenis uang adalah model pembelajaran kooperatif.. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok. Dasar pemilihan tipe kelompok dalam fungsi jenis uang adalah kelompok acak. Hal ini dilakukan karena siswa mempunyai gap kemampuan dan latar belakang yang tidak terpaut jauh, sehingga kelompok acak dapat digunakan dalam pembelajaran. Siswa dalam kelas berjumlah 14 sehingga siswa dibagi dalam empat kelompok, menurut Kagan apabila setelah di bagi empat siswa perkelompok dan masih terdapat dua siswa ekstra dapat juga mengelompokkan siswa menjadi kelompok yang berjumlah tiga siswa dengan mengambil satu siswa dari kelompok lain. Sehingga di dapat dua kelompok yang jumlah masing-masing anggotanya adalah tiga orang dan dua kelompok dengan anggota empat siswa. Tipe pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah Numbered Head Together. Guru membagi kelompok secara simultan dengan menggunakan kartu angka berwarna. Siswa yang mendapatkan kartu yang memiliki warna sama akan menjadi satu kelompok. Kelompok tersebut akan mendiskusikan soal/pertanyaan dari guru. Setelah itu, saat guru memanggil nomor siswa, siswa akan menunjukkan kartu jawaban dan mengungkapkannya secara lisan. Dari pendapat siswatersebut, maka diskusi akan dilanjutkan sampai tercapai indikator yang ditentukan.
2.) Pemilihan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah metode diskusi. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan membangun pengetahuan.
G. Aktivitas Belajar Mengajar dan Sumber Belajar
Pembelajaran pokok bahasan fungsi uang dan jenis uang berorientasi pada pembelajaran kooperatif, sehingga langkah-langkah kegiatan pembelajaran dipersiapkan dengan mengacu pada sintaks atau langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif.
H. Pemilihan Media atau Sumber Belajar
Kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam ruangan kelas. Kelas memiliki Proyektor dan LCD, sehingga pemilihan media yang efisien adalah powerpoint yang berisi pokok bahasan, kartu warna bernomor dan kartu jawaban siswa. Apabila kegiatan pembelajaran akan dilakukan di luar ruangan. Maka diperlukan media yang mudah dibawa serta ringan. Media pembelajaran berupa uang. Stirofoam untuk papan informasi dan kartu jawaban siswa.
I. Evaluasi
Tes Hasil Belajar (THB) disusun berdasarkan pada hasil perumusan tujuan pembelajaran. Perubahan tingkah laku siswa yang diharapkan berupa produk dan proses, sehingga harus disusun tes hasil belajar produk dan proses yang dibuat berdasarkan acuan patokan. Menurut Kemp dalam Trianto,2009 tes acuan patokan merupakan alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan sikap dan lembar penilaian diskusi. Sementara evaluasi hasil pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah tes tertulis berbentuk uraian, dan penilaian produk.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Wahyuni Esa Nur. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media
Budiningsih, C. Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Trianto. (2011).Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis. Jakarta:Prestasi Pustaka.